11 Manajemen Operasional Laboratorium Untuk mengelola laboratorium dengan baik maka harus dipahami mengenai perangkat-perangkat manajemen laboratorium, yaitu: Tata ruang. Peralatan yang baik dan terkalibrasi. Infrastruktur. Administrasi laboratorium. Organisasi laboratorium. Fasilitas pendanaan. Inventaris dan keamanan. Pengamanan laboratorium.
Pasti sudah kenal dengan namanya laboratorium. Laboratorium adalah tempat untuk melakukan penelitian, riset ilmiah, percobaan. Ada banyak jenis lab, seperti lab komputer, lab kedokteran, lab kimia, lab fisika, dll. Dalam bidang akademik sains, keberadaan lab sangatlah penting. Sehingga dalam manajemen laboratorium memerlukan perencanaan matang bebarengan dengan perencanaan akademik baik di level kampus atau sekolah. Sehingga dalam perguruan tinggi yang bermutu, laboratorium menjadi salah satu prioritas utamanya. Definisi manajemen laboratoriumBagaimana Langkah-langkah Manajemen Laboratorium?1. Perencanaan2. Penataan alat serta bahan3. Pengadministrasian laboratorium4. Pengamanan, perawatan, serta pengawasanFungsi Lab1. Tempat dilakukannya percobaan2. Tempat penunjang kegiatan kelas3. Sebagai tempat display atau pemeran4. Tempat koleksi sejumlah spesies langka5. Sebagai museum miniTujuan penggunaan lab Apa definisi manajemen laboratorium? definisi manajemen laboratorium Pengertian manajemen laboratorium merupakan kegiatan menggerakkan sekelompok orang, keuangan, peralatan, fasilitas, serta segala objek fisik lainya dengan efektif serta efisien agar mencapai tujuan ataupun sasaran tertentu yang diharapkan secara optimal. Manual Prosedur Pengelolaan Laboratorium merupakan serangkaian tindakan yang mana harus dilakukan oleh pengelola laboratorium agar dapat menjamin mutu dari laboratorium bisa dilaksanakan dengan baik. Tindakan tersebut dapat meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta penyempurnaan laboratorium. Prosedur pengelolaan laboratorium merupakan semua langkah yang harus dilakukan oleh pengelola laboratorium agar laboratorium yang dikelolanya bermutu bagus. langkah langkah manajemen laboratorium Langkah-langkahnya meliputi fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta penyempurnaan P4. Untuk pengelolaan laboratorium secara umum dapat meliputi aspek 1. Perencanaan Merupakan pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang semua kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, serta dana yang dibutuhkan agar mencapai tujuan yang telah ditentukan. 2. Penataan alat serta bahan Merupakan suatu proses pengaturan alat ataupun bahan di laboratorium agar tertata dengan baik dan bila membutuhkannya kita dapat mencarinya dengan mudah. 3. Pengadministrasian laboratorium Adalah suatu proses pencatatan ataupun investarisasi fasilitas serta aktifitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat maka semua fasilitas serta aktifitas laboratorium dapat teroganisi dengan sistmatis. 4. Pengamanan, perawatan, serta pengawasan Di manajemen laboratorium, dalam hal ini berkaitan dengan manajemen mutu, harus kita desain agar sealu memperbaiki efektifitas serta efisiensi kerjanya, disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan dalam laboratorium. Beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam manajemennya adalah sumber daya manusia, saran dan prasarana dan juga penggunaan labolatorium. Dalam pengunaan laboratorium baik digunakan untuk praktikum ataupun penelitian harus menyerahkan jadwal pennguanannya terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penggunaan laboratorium. Selain itu kita juga harus menggunakan peralatan laboratorium saat menggunakan laboratorium, seperti jas, masker, serta sarung tangan bila diperlukan dan juga mengikuti semua prosedur peminjaman alat serta permintaan bahan yang berlaku. Apa saja Fungsi Laboratorium Penelitian itu? fungsi manajemen laboratorium Secara umum laboratorium mempunyai fungsi diantaranya 1. Tempat dilakukannya percobaan Alat-alat laboratorium serta bahan-bahan praktikum tidaklah mungkin diletakkan dlam kelas maka dari itu percobaan dilakukan di dalam laboratoriu. 2. Tempat penunjang kegiatan kelas Dengan adanya kegiatan pembelajaran di laboratorium ini, maka siswa / mahasiswa dapat mengamati gajala-gejala yang terjadi pada percobaan secara langsung, bukan hanya belajar menurut teori yang ada saja. 3. Sebagai tempat display atau pemeran Laboratorium juga bisa dipergunakan sebagai tempat pameran atau display dari hasil-hasil percobaan /penelitian yang telah kita lakukan. Sehingga dapat memotivasi untuk penelitian ataupun percobaam yang lebih baik lagi. 4. Tempat koleksi sejumlah spesies langka Dengan adanya koleksi ini memudahkan kita dalam melakukan pengamatan terhadap beberapa spesies yang sulit untuk ditemukan. 5. Sebagai museum mini Hasil dari penelitian serta sejumlah spesies langka dpaat kita kumpulkan serta diklasifikasikan, sehingga laboratorium dapat kita gunakan sebagai museum mini. Tujuan Penggunaan Laboratorium untuk Siswa tujuan manajemen laboratorium Berikut ini adalah tujuan penggunaan laboratorium untuk studi bagi mahasiswa atau siswa Teliti dalam melakuakn pengamatan serta cermat dalam melakukan pencatatan pada saat pengamatan. Dapat menafsirkan hasil dari percobaan agar dapat memperoleh penemuan serta dapat memecahkan masalah. Mampu untuk membuat rencana dan melaksanakan percobaan. Terampil dalam menggunakan alat-alat laboratorium. Tumbuh sikap positif terhadap kegiatan praktikum. Nah itu penjelasan mengenai manajemen laboratorium, semoga dengan penjelasan tersebut menambah wawasan kita mengenai manajemen laboratorium. Post Views 15,983
ManajemenInformasi Kesehatan profil Program studi ini ditempuh selama 8 semester (4 tahun) untuk menghasilkan Sarjana Terapan bidang Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang memiliki kompetensi unggulan berupa pemanfaatan teknologi dan informasi untuk mendukung manajemen data dan informasi kesehatan.
Abstrak . Artikel ini mengkaji tentang manajemen laboratorium dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi manajemen laboratorium di sekolah. Perencanaan laboratorium di sekolah dengan melihat kebutuhan barang dan anggaran yang ada. Perencanaan ini dapat dilakukan pada tiap akhir semester dengan cara rapat koordinasi antara kepala laboratorium, wakil sarana prasarana, dan kepala sekolah. Pelaksanaan laboratorium meliputi pengadaan, penyimpanan, penataan, inventasisasi, penggunaan, dan pemeliharaan. Pengadaan barang dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang ada dan disesuaikan dengan anggaran sekolah. Penyimpanan dilakukan dengan cara membuat kode-kode dan ditempatkan sessuai dengan tempat dan kegunaannya. Penataan dilakukan sesuai dengan pengkodean per almari atau rak atau loker atau gudang penyimpanan. Inventarisasi dilakukan dengan mencatat barang-barang yang baru datang dengan memberi kode atau stiker. Penggunaan sarana dan prasarana laboratorium digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kegunaan dari masing-masing barang. Pemeliharaaan dengan melakukan perbaikan pada barang-barang yang rusak ringan dan dilakukan penghapusan untuk barang-barang yang rusak berat. Evaluasi manajemen labratorium dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dilakukan dengan cara rapat koordinasi pada akhir tahun antara kepala laboratorium, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prssarana, dan kepala Kunci. Sarana Prasarana, Laboratorium, Mutu PembelajaranDaftar PustakaArikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta Aditya Ibrahim. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar; dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta Bumi Ary H. 1996. Administrasi Sekolah; Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta PT. Rineka Abdul dan Nurhayati. 2012. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung Ara dan Imam Machali. 2010. Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah. Bandung Pustaka J. 2015. “Implementasi Pendidikan Kecakapan Hidup Life Skill bagi Remaja Kurang Mampu Studi Deskriptif di PKBM Hasanah Ilmu Legok, Kabupaten Tangerang”. Lembaran Masyarakat. 1 02 169-180 2015. Terdapat pada laman J. 2016. “Peran Urgen Guru dalam Pendidikan”. Studia Didaktika Jurnal Ilmiah Bidang Kependidikan. 10 1 52-62 Tahun 2016. Terdapat pada laman M. Ngalim. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung Remaja Mujamil. 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Malang Decaprio. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Jogjakarta DIVA Dadang. Supervisi Profesional Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pengajaran di Era Otonomi Daerah. Bandung NC, Fatah. 2005. Teknologi Pendidikan. Semarang Martinis dan Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta GP Press.
disesuaikankemampuan laboratorium pendidikan terkait PENGENDALIAN MUTU EVALUASI Penyusunan : SOP, tata tertib, Audit, kaji ulang manajemen, jadwal penggunaan Quality control PENGEMBANGAN LABORATORIUM PENDIDIKAN Kegiatan kajian, studi dan pengembangan metode kerja & kinerja peralatan, pengembangan pengujian, kalibrasi, produksi, mutu produk skala lab, system pengelolaan lab FILOSOFI SISTEM MANAJEMEN MUTU Say what You Do (Tulis Apa yang Anda Kerjakan) Do What You Say (Kerjakan Apa Yang Anda
A. Bangunan 1. Kriteria Bangunan dan Ruang Laboratorium a. Luas ruang praktik laboratorium harus memenuhi persyaratan 1 orang peserta didik memerlukan ruang kerja minimal 2,5 m². b. Bentuk ruang laboratorium sebaiknya bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar atau bisa juga berbentuk persegi panjang. Bentuk bujur sangkar memungkinkan jarak antara dosen dan peserta didik dapat lebih dekat sehingga memudahkan kontak antara dosen/instruktur dan peserta didik. c. Disediakan ruang kosong antara tembok dan meja kerja sekitar m untuk memudahkan dan mengamankan sirkulasi alat dan peserta didik di laboratorium. d. Jarak antara ujung meja yang berdampingan sebaiknya tidak kurang dari m, sehingga peserta didik dapat bergerak leluasa pada waktu bekerja dan pada waktu pindah atau memindahkan alat bahan dari satu tempat ke tempat lain. e. Luas ruang harus sebanding dengan banyaknya peserta didik dan jenis pendidikan. f. Luas ruang penyimpanan alat dan bahan disesuaikan dengan jenis alat/bahan yang ada di setiap jenis pendidikan. g. Fasilitas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan teknis masing-masing laboratorium. 2. Bangunan Memenuhi Persyaratan Keamanan dan Keselamatan Kerja a. Tersedianya air mengalir kran. b. Alat keselamatan kerja di laboratorium 1 APD alat pelindung diri seperti baju praktik, sarung tangan, masker, alas kaki 2 APAR Alat pemadam kebakaran berikut petunjuk penggunaan 3 Perlengkapan P3K 4 Sarana instalasi pengolahan limbah 3. Bangunan menyediakan fasilitas dan aksesbilitas yang mudah, aman dsb. a. Bentuk/desain laboratorium harus memperhatikan aspek keselamatan atau keamanan b. Keadaan ruang harus memungkinkan dosen/instruktur dapat melihat semua peserta didik yang bekerja di dalam laboratorium itu tanpa terhalang oleh perabot atau benda-benda lain yang ada di dalam laboratorium tersebut. c. Peserta didik harus dapat mengamati demonstrasi/simulasi dari jarak maksimal 2 m dari meja demonstrasi. d. Lantai laboratorium tidak boleh licin, harus mudah dibersihkan. dan tahan terhadap tumpahan bahan-bahan kimia. e. Alat-alat atau benda-benda yang dipasang di dinding tidak boleh menonjol sampai ke bagian ruang tempat peserta didik berjalan dan sirkulasi alat. f. Tersedianya buku referensi penunjang praktik. g. Meja praktikum harus tidak tembus air,tahan asam dan basaTerbuat dari porselin. h. Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus mengetahui letak keran utama gas, keran air, dan saklar utama listrik i. Letak alat-alat pemadam kebakaran, seperti tabung pemadam kebakaran, selimut tahan api, dan pasir untuk memadamkan api harus mudah dijangkau dan dapat diketahui oleh semua pengelola laboratorium. B. Kelengkapan Sarana dan Prasarana 1. Setiap jenis laboratorium memiliki ruangan sebagai berikut a. Ruang pengelola laboratorium; b. Ruang praktik peserta didik; c. Ruang kerja dan persiapan dosen; d. Ruang/tempat penyimpanan alat; dan e. Ruang/tempat penyimpanan bahan. 2. Jenis dan jumlah peralatan, serta bahan habis pakai berdasarkan pada kompetensi yang akan dicapai yang dinyatakan dalam rasio antara alat dengan peserta didik. 3. Tersedianya kebutuhan listrik seperti stopkontak mains socket 4. Adanya Prosedur Operasional Standar Standard Operating Prosedures = SOP atau instruksi kerja. Prosedur ini bersifat operasional dan mengikat bagi semua pengguna laboratorium. Jenis SOP/instruksi kerja yang perlu adalah a. Pedoman pelaksanaan praktikum b. Prosedur Tetap Protap pelaksanaan praktikum masing-masing mata kuliah terkait c. Dokumentasi berupa absensi peserta didik, absensi kehadiran dosen/instruktur, objek/materi praktikum. d. Keamanan dan keselamatan kerja e. Penggunaan alat laboratorium yang menggunakan arus listrik.Alat pecah belah tdak memerlukan SOP f. Pemeliharaan alat g. Pengadaan alat dan bahan h. Penyimpanan alat dan bahan 5. Adanya sistem pelaporan dan dokumentasi dari setiap kegiatan praktikum di masing-masing laboratorium, baik persemester maupun pertahun. C. Pengelola Pelaksanaan suatu aktifitas laboratorium membutuhkan suatu aturan atau ketentuan agar aktifitas dapat berjalan dengan lancar, sehingga tujuan aktifitas pembelajaran dapat tercapai. Aturan atau ketentuan operasional perlu disusun dengan jelas. Hal ini karena laboratorium merupakan suatu sistem yang terdiri atas prasarana dan sarana penunjang kegiatan, baik berupa peralatan laboratorium maupun sumber daya manusia. Oleh karena itu, laboratorium perlu diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing institusi. Mengingat banyaknya peralatan dan beban kerja yang ada di suatu laboratorium, maka diperlukan sistem manajemen yang memadai untuk mengelola prasana dan sarana serta kegiatan yang ada di laboratorium tersebut. Sistem manajemen ini meliputi struktur organisasi, pembagian kerja, serta susunan personel yang mengelola laboratorium. 1. Kepala Unit Laboratorium Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang diselenggarakan di laboratorium, baik administrasi maupun akademik. Tugas kepala unit laboratorium, antara lain a. Mempertanggungjawabkan semua kegiatan di laboratorium, dengan dibantu oleh semua anggota laboratorium administrator/ penanggung jawab laboratorium dan teknisi/ tenaga bantu laboratorium, agar kelancaran aktifitas laboratorium dapat terjamin. b. Memimpin, membina, dan mengkoordinir semua aktifitas sistem internal dan mengadakan kerjasama dengan pihak eksternal, seperti institusi lain, atau pusat-pusat studi yang berkaitan dengan pengembangan laboratorium. Kerja sama dengan pihak luar sangat penting karena sebagai wahana untuk saling berkomunikasi semua aktifitas yang diadakan di laboratorium masing-masing. Dengan beban kerja seperti tersebut, maka kepala unit laboratorium harus merupakan seorang yang mempunyai komitmen, kemampuan akademik, dan keterampilan manajemen yang handal. Oleh karena itu kepala unit laboratorium adalah seorang dosen dengan kualifikasi pendidikan minimal ; S2. 2. Penanggung Jawab Laboratorium Membantu secara langsung tugas kepala unit laboratorium dalam bidang administrasi, sehingga membantu terjaminnya kelancaran sistim administrasi, maka seorang administrator harus mempunyai kualifikasi pendidikan minimum Sarjana Sains Terapan Tugas dan tanggung jawab dari PenanggungJawab Laboratorium antara lain a. Mempertanggung jawabkan semua kegiatan praktikum pada laboratoriumnya secara terorganisir, terjadwal dan terencana dengan baik dengan bantuan dan kerjasama dengan tenaga bantu laboratorium b. Memimpin, membina, dan mengkoordinir semua aktifitas /kegiatan yang terjadi di dalam laboratoriumnya baik dengan tenaga bantu laboratorium maupun dengan dosen mata kuliah terkait. 3. Tenaga Teknisi/ Tenaga Bantu Laboratorium Adalah seseorang yang bertugas membantu aktifitas peserta didik dalam melakukan kegiatan praktek laboratorium. Secara khusus seorang tenaga bantu laboratorium bertanggung jawab dalam menyediakan peralatan yang diperlukan dan mengembalikan peralatan tersebut setelah digunakan ke tempat semula. Tenaga bantu laboratorium sangat diperlukan mengingat banyaknya kegiatan praktikum yang dilaksanakan oleh peserta didik, sehingga kesiapan alat sangat diperlukan. Penempatan kembali peralatan yang sudah digunakan pada posisi yang tidak seharusnya dapat mengganggu kelancaran kegiatan berikutnya. Oleh karena itu seorang tenaga bantu laboratorium yang baik sangat diperlukan. Hal ini bisa tercapai jika seorang tenaga bantu laboratorium mempunyai keahlian di bidangnya. Misalnya untuk tenaga bantu laboratorium di laboratorium kesehatan harus benar-benar mempunyai kemampuan dan pemahaman dalam bidang yang berhubungan dengan keilmuan kesehatan dan kualifikasi pendidikan minimum seorang tenaga bantu laboratorium adalah sesuai bidangnya. Tugas tenaga bantu laboratorium sebagai berikut a. Menyiapkan alat-alat untuk percobaan peserta didik dan demonstrasi oleh dosen dan peserta didik; b. Memelihara alat-alat dan memeriksa jumlah alat-alat dan bahan; c. Menyiapkan bahan-bahan yang habis pakai; d. Membantu dosen di dalam laboratorium; dan e. Memeriksa keadaan alat-alat dan memisahkan alat-alat yang baik dan yang rusak dan melaporkan keadaan itu kepada penanggung jawab laboratorium. Kegiatan yang dilaksanakan pengelola di laboratorium 1. Memberikan pelayanan laboratorium bagi pengguna; 2. Mengadakan pertemuan periodik untuk komunikasi antar dosen; 3. Menjadwalkan penggunaan laboratorium; 4. Membuat jadwal pemeliharaan alat laboratorium; 5. Melakukan pemeliharaan keadaan laboratorium secara keseluruhan; 6. Melakukan pemeliharaan preventif alat dan bahan; 7. Melakukan Kalibrasi terhadap peralatan laboratorium sesuai dengan spesifikasi. 8. Melakukan perbaikan alat rusak yang masih dapat diperbaiki di laboratorium; 9. Melakukan inventarisasi alat dan bahan untuk mengetahui jumlah alat yang ada, yang masih baik, dan yang rusak; 10. Membuat dan mengusulkan rencana anggaran biaya laboratorium/ bengkel kerja; 11. Menerima dan memeriksa alat dan bahan yang diterima; 12. Melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar kegiatan- kegiatan di dalam laboratorium berlangsung aman, terhindar dari kecelakaan; 13. Mencatat dalam buku harian kejadian-kejadian yang dianggap penting untuk dicatat, diantaranya a. terjadinya kecelakaan; b. kejadian alat gelas pecah, instrumen rusak, atau hilangnya suatu alat; dan c. penerimaan bahan dan alat baru. D. Pemeliharaan Dan Penyimpanan Alat Dan Bahan Habis Pakai 1. Pemeliharaan Dan Penyimpanan Alat a. Alat-alat yang terbuat dari kaca atau dari bahan yang tidak mudah mengalami korosi pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan deterjen. Alat yang terbuat dari Kaca yang berlemak atau terkena noda yang sulit hilang dengan deterjen dapat dibersihkan dengan merendamnya di dalam larutan kalium bikromat 10% dalam asam sulfat pekat. Larutan ini dibuat dibuat dari 100 gr kalium bikromat dilarutkan ke dalam 100 ml asam sulfat pekat, lalu dimasukkan ke dalam 1 liter air. b. Alat-alat yang bagian-bagian utamanya terbuat dari logam mudah mengalami korosi diberi perlindungan dan perlu diperiksa secara periodik. Alat-alat logam akan lebih aman jika diletakkan disimpan di tempat yang kering, tidak lembab, dan bebas dari uap yang korosif. c. Untuk alat-alat yang terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja tahan karat stainless steel cukup dijaga dengan menempatkannya di tempat yang tidak terlalu lembab. d. Alat-alat yang terbuat dari karet, lateks, plastik dan silikon, ditempatkan pada suhu kamar terlindung dari debu dan panas. e. Alat yang terbuat dari kayu dan fiber disimpan pada tempat yang kering. f. Ruang pemeliharaan / penyimpanan alat seharusnya ber-AC. g. Peralatan yang sering digunakan sebaiknya disimpan sedemikian hingga mudah diambil dan dikembalikan. Alat-alat laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas. Alat-alat seperti ini disimpan berkelompok berdasarkan jenis alat, seperti tabung reaksi, gelas kimia, labu seperti Erlenmeyer dan labu didih, corong, buret dan pipet, termometer, cawan porselein, dan gelas ukur. h. Klem, pinset yang terbuat dari logam, dan instrumen yang memiliki komponen-komponen dari logam yang sangat halus, seperti alat-alat ukur yang bekerja menggunakan arus listrik disimpan di tempat terpisah, jauh dari zat-zat kimia, terutama zat-zat kimia yang korosif. Alat-alat seperti ini harus disimpan di tempat yang kering dan bebas dari zat atau uap korosif serta bebas goncangan. i. Masing-masing tempat penyimpanan alat diberi nama agar mudah mencari alat yang diperlukan. Pipet dan buret sebaiknya disimpan dalam keadan berdiri. Oleh karena itu, pipet dan buret perlu diletakkan pada tempat yang khusus. 2. Penyimpanan Bahan Habis Pakai a. Ruang pemeliharaan / penyimpanan alat seharusnya ber-AC. b. Tersedia lemari asam untuk laboratorium yang menggunakan bahan-bahan kimia c. Penentuan tempat penyimpanan harus memperhatikan sifat dan bahan penyusunnya seperti kayu, besi/ logam, kertas, plastik, kain, karet, tanah liat dan sebagainya. d. Tempat penyimpanan harus aman, dan bebas dari penyebab kerusakan. e. Cara penyimpanan harus memperhatikan ciri khas atau jenisnya, misalnya peralatan disimpan ditempat yang sesuai, dengan memperhatikan syaratsyarat penyimpanan. f. Penyimpanan bahan habis pakai, disesuaikan dengan sifat kimia zat tersebut. g. Bahan-bahan kimia yang berbahaya, mudah terbakar, mudah meledak, dan beracun harus diberi label peringatan yang tidak mudah lepas. h. Penyimpanan zat kimia perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut 1 Penyimpanan bahan kimia diatur berdasarkan tingkat bahayanya dan ditata secara alfabetis. 2 Zat/bahan kimia disimpan jauh dari sumber panas dan ditempat yang tidak langsung terkena sinar matahari 3 Pada label botol diberi catatan tentang tanggal zat di dalam botol tersebut diterima dan tanggal botol tersebut pertama kali dibuka. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tanggal bahan kimia tersebut kadaluarsa. 4 Gunakan lembar data keamanan bahan MSDS ; Material Safety Data Sheet untuk informasi lebih lengkap mengenai bahan kimia tersebut. 5 Jangan menyimpan/meletakkan wadah bahan kimia yang terbuat dari gelas di lantai . 6 Botol berisi bahan kimia harus diambil dan diangkat dengan cara memegang badan botol dan bukan pada bagian lehernya. 7 Jangan menyimpan bahan kimia pada tempat yang terlalu tinggi. 8 Jangan menyimpan bahan kimia secara berlebihan di laboratorium/ bengkel kerja. 9 Botol yang berisi asam atau basa kuat, terutama asam perklorat, jangan ditempatkan berdekatan E. Pendanaan Laboratorium 1. Dana yang digunakan untuk kegiatan di laboratorium dapat bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat atau peserta didik dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. 2. Membuat kegiatan yang dapat menghasilkan dana bagi laboratorium meliputi penyediaan layanan jasa laboratorium bagi publik, kerjasama dengan institusi lain, serta kegiatan-kegiatan produktif dan kreatif. 3. Kegiatan operasional laboratorium bergantung pada ketersediaan bahan dan alat. Semua bahan yang diperlukan harus disediakan, dan untuk itu diperlukan dana. 4. Diperlukan juga dana untuk biaya operasional laboratorium lainnya, seperti pemeliharaan rutin, perbaikan terhadap alat yang rusak, serta pembelian perangkat laboratorium yang tak terduga. Sumber Buku Standar Laboratorium Diploma III Gizi Pendidikan Tenaga Kesehatan ini berhasil disusun atas partisipasi aktif dan kontribusi positif dari berbagai pihak, antara lain Tingkat Pusat dr. Kirana Pritasari, MQIH, Dra. Trini Nurwati, Sugiharto, SKM, MKM, MM, Eric Irawati, MKM, Poedji Winarni, SKM, Endang Suhartini, SKM, MM. Tingkat Daerah Lanita Somali, MSc, MSEd, Dra. Suliastutik, Tjarono Sari, SKM, Wiwik Wijaningsih, STP. Dra. Suliastutik, Ani Intiyati, SKM, Marzuki Iskandar, STP, MTP, Dadang Rosmana, DCN, Gurid SKM, MSc, Eny Sayuningsih, SKM, Mkes, Okky Virgiawan,
Untukmanajemen laboratorium secara umum dapat mencakup aspek: Perencanaan Ini adalah pemikiran sistematis, analitis, logis tentang semua kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, Daya, dan dana yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Penataan Alat dan Bahan
ArticlePDF Available AbstractMengingat strategisnya posisi laboratorium dalam manajemen perguruan tinggi, maka perlu perangkat laboratorium dapat menunjang pelaksanaan pendidikan pada perguruan tinggi berjalan secara efektif dan efisien. Kualitas pengelolaan laboratorium di THP_FTP_UNEJ dapat diketahui melalui evaluasi personal laboratorium. Hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan laboratorium mampu memenuhi kebutuhan pengguna secara efektif dan efisien, serta merata untuk semua pengguna. Tujuan penelitian adalah mengetahui kualitas pengelolaan, menjaga mutu laboratorium dan tingkat keselamatan kerja. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan, studi observasi, dan angket secara kualitatif. Sarana peralatan dan penunjang laboratorium alat katagori 1, 2 dan 3 yang berada dilaboratorium cukup lengkap, serta mukhtahir menunjukkan nilai 38,55 - 45,13% dengan skor bahan kimia mempunyai nilai 35,15 % dengan skor baik dan penggunaan fasilitas laboratorium mudah dan transparan mempunyai nilai 41,72% dengan skor baik. Pemeliharaan dan kalibrasi peralatan menunjukkan nilai 64,17 % dengan nilai kurang baik. Peran PLP dilaboratorium menunjukkan nilai 25-36% dengan skor memuaskan. Berdasarkan integritas dan kinerja PLP menunjukkan nilai 25 - 36 % dengan skor memuaskan. Lembaga juga memfasilitasi program training, seminar yang diperlukan PLP. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Subekah Nawa Kartikasari on Apr 28, 2021 Content may be subject to copyright. No. 1, Mei 2019 ISSN 2621-0878 Jurnal Teknologi Dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Temapela Peran Laboratorium Sebagai Pusat Riset Untuk Meningkatkan Mutu Dari Lembaga Pendidikan Pada Jurusan THP_FTP_UNEJ Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Temapela ISSN 2621-0878 Mei 2019 17 PERAN LABORATORIUM SEBAGAI PUSAT RISET UNTUK MENINGKATKAN MUTU DARI LEMBAGA PENDIDIKAN PADA JURUSAN THP_FTP_UNEJ The Role Of The Laboratoriumoratory As a Research Center to Improve The Quality Of Education Institutions In Department THP_FTP_UNEJ Subekah Nawa Kartikasari* 1 Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember, Jalan Kalimantan No. 37, Jember,68121 * Subekah_sari Abstrak Dalam manajemen perguruan tinggi, laboratorium memiliki posisi yang strategis karena menunjang pendidikan pada perguruan tinggi secara efektif dan efisien. Kualitas pengelolaan laboratorium di THP_FTP_UNEJ dapat diketahui melalui evaluasi personal laboratorium. Hal tersebut bertujuan agar kegiatan laboratorium mampu memenuhi kebutuhan pengguna secara efektif dan efisien untuk semua pengguna. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas pengelolaan, menjaga mutu laboratorium dan tingkat keselamatan kerja. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan, studi observasi, dan angket secara kualitatif. Sarana peralatan dan penunjang laboratorium alat katagori 1, 2 dan 3 yang berada dilaboratorium cukup lengkap, serta mukhtahir menunjukkan nilai 38,55 - 45,13% dengan skor baik. Ketersediaan bahan kimia mempunyai nilai 35,15 % dengan skor baik dan penggunaan fasilitas laboratorium mudah dan transparan memiliki nilai 41,72% dengan skor baik. Perawatan dan kalibrasi peralatan menunjukkan nilai 64,17 % dengan kategori kurang baik. Peran PLP dilaboratorium menunjukkan nilai 25-36% dengan kategori memuaskan. Berdasarkan integritas dan kinerja PLP menunjukkan nilai 25 - 36 % dengan kategori memuaskan. Kata Kunci PLP, laboratorium, kalibrasi, limbah,K3 Abstract Laboratory has strategic position in higher education institution management as it contributes effectively and efficiently in supporting education process. The quality of laboratory management in Agricultural Technology department can be confirmed through personal evaluation of laboratory. The objective of that evaluation is to know the capability of laboratory to effectively and efficiently provides the necessity of user. The aim of this research to have an overview and maintain the management quality and safety level. The methods used were literature study, observation analysis, and qualitative questionnaire. Equipment facilities which are categorized into first, second and third category are sufficient and up-to-date and got a score for -45,13%. The availability of chemical reagent had a score while the transparency of laboratory activity has All of those factors were categorized as good. Maintenance and calibration showed and categorized with moderate. The role of analyst or well known as PLP in laboratory showed score with 25-36% and categorized as very good. Regarding to the integrity and performance of PLP were 25-36% and categorized as very good. Kata Kunci PLP, laboratorium, calibration, waste,K3 Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan sejalan dengan perkembangan dan tuntutan terhadap lulusan yang berkompeten dalam bidang yang ditekuni. Laboratorium merupakan sarana penunjang pendidikan yang harus dimiliki oleh lembaga pendidikan. Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang mencetak agent of change bagi pembangunan pendidikan harus senantiasa memperbaiki sistem pendidikan untuk menciptakan mutu pendidikan yang diharapkan. Salah satu Sarana akademik yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belajar Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Temapela ISSN 2621-0878 Mei 2019 18 mengajar di perguruan tinggi diperlukan adanya sarana berupa laboratorium. Laboratorium merupakan unsur penting sebagai sarana penunjang kegiatan ilmiah. Pemanfaatan laboratorium harus dimanfaatkan secara optimal sebagai penunjang kualitas lulusan dengan memadukan konsep dengan empiric realita, aspek teoritis dengan praktis, dan aspek pengetahuan dengan keterampilan. Adanya pemanfaatan yang sesuai dengan kebutuhan dan digunakan sebagaimana semestinya akan sangat mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan melakukan penataan dan pembenahan di segala bidang, salah satunya dengan memberdayakan peranan laboratorium sebagai wahana pendidikan selain di ruang kuliah. PLP adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengelolaan laboratorium pendidikan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang Permenpan RB No. 03, 2010. Kegiatan pemanfaatan laboratorium tidak lepas dari manajemen laboratorium yang harus memperhatikan kelembagaan dan benar-benar profesional sehingga mampu mempertahankan mutu pelayanan kepada pelanggan. Pemanfaatan laboratorium harus mengarah kepada manajemen layanan pendidikan. Hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan laboratorium mampu memenuhi kebutuhan pengguna secara efektif dan efisien, serta merata untuk semua pengguna salah satunya yaitu mahasiswa, dosen dan masyarakat. Sehingga, pelaksanaan pemanfaatan laboratorium sebagai layanan akademik di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember diharapkan sesuai dengan profesi manajemen pendidikan untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan sehingga peran laboratorium sebagai pusat riset dapat terwujud II. Metode Penelitian Alat yang digunakan Penelitian ini menggunakan alat pulpen, staples, map, flash disk, kalkulator, dan komputer. Rancangan Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut 1. Studi kepustakaan Membaca, mempelajari dan memahami referensi- referensi atau litelatur yang berhubungan dengan Laboratorium beserta metode yang digunakan. 2. Metode Observasi Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung dengan pihak yang terkait diambil 10% dari jumlah mahasiswa, dosen, masyarakat yang pernah melakukan kegiatan penelitian atau pengabdian di laboratorium THP_FTP_UNEJ jumlah mahasiswa 35, jumlah dosen 5, dan masyarakat 8. 3. Metode Angket Teknik pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab Sugiyono, 2008. Angket untuk penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat kinerja PLP, integritas PLP, dan kelengkapan sarana peralatan dan penunjang laboratorium, dan peran lembaga dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembelajaran yang diberikan pada PLP. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket dengan bentuk rating scale, yaitu memberikan pertanyaan tertutup kepada responden untuk menilai sistem yang telah dirancang dengan 7 pilihan jawaban, yaitu sangat buruk, buruk, kurang baik, cukup baik, baik, me-muaskan, sangat memuaskan. Analisa data yang berasal dari kuesioner berating 1 sampai 7. Diasumsikan skor dari jawaban pertanyaan tersebut, sebagai berikut a. “sangat buruk”, menunjukkan gradasi nilai paling tinggi yaitu 7. b. “buruk”, menunjukkan gradasi nilai 6 Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Temapela ISSN 2621-0878 Mei 2019 19 c. “kurang baik” menunjukkan gradasi nilai 5 d. “cukup baik” menunjukkan gradasi nilai 4 e. “baik” menunjukkan gradasi nilai 3 f. “ memuaskan “ menunjukkan gradasi nilai 2 g. “sangat memuaskan “ menunjukkan gradasi nilai 1 Metode Analisi Data Perhitungan Jumlah Sampel Rumus Slovin Perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. n = . N . 1 + Dimana, n = Jumlah sampel. N = Jumlah populasi. e = Tingkat kesalahan yang ditolerir, dalam penelitian ini digunakan sebesar 10%. Maka, n = . 480 . = 96 1 + 480 x 0,12 Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu sebanyak 96 responden. Responden yang diambil secara acak dengan menggunakan metode judgement sampling. Responden yang dipilih yaitu mahasiswa/i yang sudah mengikuti praktikum/penelitian dilaboratorium THP. Data dikumpulkan ber-dasarkan kuesioner dan wawancara terhadap responden. Setelah data diperoleh, selanjutnya data dianalisa. Untuk menganalisa data dari angket, penulis melakukan langkah - langkah sebagai berikut a. Angket yang telah diisi responden, diperiksa kelengkapan jawabannya, kemudian disusun sesuai kode responden b. Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberi skor sesuai bobot yang telah ditentukan sebelumnya c. Membuat tabulasi data Berdasarkan persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam tabel agar pembacaan penelitian menjadi mudah. Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara 1 Menentukan persentase skor ideal skor maksimum 7/7*100%= 100% 2 Menentukan persentase skor terendah skor minimum 1/7*100%=14,28% 3 Menentukan range 100 –14 = 86 4 Menentukan interval yang dikehendaki = 7 sangat buruk, buruk, kurang baik, cukup baik, baik, memuaskan, sangat memuaskan 5 Menentukan lebar interval 86/7=12 Berdasarkan perhitungan di atas, maka range persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan . 1 87 – 100 = sangat buruk 2 75 - 86 = buruk 3 63 - 74 = kurang baik 4 51 - 62 = cukup baik 5 37 - 50 = baik 6 25 - 36 = memuaskan 7 12 - 24 = sangat memuaskan Untuk skor Tabel 2 menggunakan kriteria 1 Sangat memuaskan 2 Memuaskan 3 Baik 4 Cukup Baik 5 Kurang baik Untuk skor Tabel 3 menggunakan kriteria 1 Sangat tidak puas 2 Tidak puas 3 Cukup puas 4 Agak puas 5 Puas 6 Puas sekali 7 Sangat puas sekali III. Hasil Dan Pembahasan Berdasarkan Gambar 1. Kisi-kisi aspek peralatan dan penunjang laboratorium menurut koresponden cukup lengkap, mukhtahir dan jumlah peralatan yang cukup bagi pengguna layanan menunjukkan nilai 38,55 - 45,13% dengan skor baik. Ketersediaan bahan kimia dan penggunaan fasilitas yang mudah menunjukkan nilai 35,15 - dengan skor baik. Sarana penunjang seperti K3 menunjukkan nilai 56,01% dengan skor cukup baik. Perawatan peralatan, kalibrasi peralatan dan pengolahan limbah menunjukkan nilai 64,17% dengan skor kurang baik. Ini menunjukkan bahwa lembaga kurang memperhatikan perawatan dan kalibrasi peralatan, serta pengolahan limbah dengan baik Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Temapela ISSN 2621-0878 Mei 2019 20 Dirjen Dikti-Depdiknas 2005 menyatakan penetapan standar prasarana dan sarana PS suatu perguruan tinggi perlu memperhatikan dukungan PS terhadap pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Standar PS bangunan serta kesehatan lingkungan, mencakup infrastruktur perguruan tinggi, harus memenuhi persyaratan terkini dan peraturan bangunan, serta kesehatan lingkungan yang berlaku untuk daerah tersebut, dan dengan memperhatikan pertumbuhan akademik, serta pemenuhan standar pengadaan, pengoperasian, perawatan, dan perbaikan alat. Dimensi pengelolaan laboratorium menurut Sutrisno 2010 terdiri dari organisasi laboratorium; administrasi laboratorium inventarisasi alat dan fasilitas laboratorium, administrasi penggunaan laboratorium, administrasi peminjaman alat-alat laboratorium, administrasi pemeliharaan alat-alat laboratorium; keselamatan kerja di laboratorium Novianti 2011 dalam penelitiannya juga melaporkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara pengelolaan laboratorium dengan efektivitas proses pembelajaran., terdapat pengaruh yang positif, dikatakan bahwa tingkat pengelolaan laboratorium yang baik maka efektivitas proses pembelajaran juga baik Anggraeni 2013 juga melaporkan dalam penelitiannya pengelolaan laboratorium yang baik mampu menunjang kinerja pengguna dan pengelola laboratorium. Rahman et al 2015 dalam penelitiannya juga menyampaikan kurangnya fasilitas laboratorium, serta minimnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan laboratorium dan laboran yang tidak menguasai teknik dasar laboratorium dan mengelola laboratorium dapat menyebabkan tergangunya proses pelaksanaan praktikum. Suyanta 2010 dalam penelitiannya juga menyampaikan bahwa agar semua kegiatan yang dilakukan di dalam laboratorium dapat berjalan dengan lancar, dibutuhkan sistem pengelolaan operasional laboratorium yang baik dan sesuai dengan situasi kondisi setempat. Untuk mencapai hal tersebut, yang perlu diperhatikan, peran Kepala Laboratorium sangat penting dalam menerapkan proses manajemen pengelolaan laboratorium, termasuk dukungan keterampilan dari segala elemen yang ada di dalamnya. Kalibrasi adalah suatu proses untuk menjaga peralatan dalam keadaan baik, sehingga tidak menggangu proses berjalannya laboratorium. Kalibrasi peralatan juga merupakan hal yang penting dalam mendukung sistem manajemen mutu ISO yang diterapkan. Kalibrasi adalah menentukan kebenaran konvensional penunjukkan alat melalui cara perbandingan dengan standar ukurnya yang tertelusur ke standar Nasional /Internasional. Kalibrasi bisa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar Nasional maupun Internasional bahan-bahan acuan tersertifikasi, serta mengikuti petunjuk didalam ISO/IEC 17025 2005 Manfaat kalibrasi adalah mendukung system mutu untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan penyimpangan antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur. Menjaga kondisi alat ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya Serta menjamin hasil – hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional/ Internasional. PQ Newsletter 2015. Manfaat dari sistem perawatan alat adalah peralatan senantiasa dapat digunakan bila diperlukan, masa pemakaian alat bertambah sehingga merupakan penghematan karena mengurangi anggaran untuk per-baikan maupun pembelian alat baru yang merupakan investasi yang besar. Alat dan bahan yang terdapat dalam suatu laboratorium harus memiliki kualitas yang baik, agar data hasil dari setiap percobaan dapat akurat dan berkualitas. Fasilitas alat dan bahan yang memadai dapat menunjukkan karakteristik suatu laboratorium yang baik Garner, 1987 46. Redhana 2014 dalam penelitiannya juga melaporkan bahwa limbah yang dihasilkan oleh laboratorium pendidikan memang sedikit, tetapi akumulasi limbah tersebut sangat mengancam kesehatan manusia dan lingkungan. Bahaya yang disebabkan oleh limbah yang dihasilkan bahan kimia tersebut tidak dirasakan langsung dan bahkan tidak disadari. Kualitas pendidikan akan terwujud jika proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Penunjang pembelajaran di laboratorium diantaranya adalah 1 pengadaan peralatan yang memadai; 2perawatan peralatan yang maksimal; 3 penggunaan maupun penyim Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Temapela ISSN 2621-0878 Mei 2019 21 panan peralatan dan; 4 inventori peralatan laboratorium yang baik Putranto, 2016. Gambar -Kisi Aspek Peralatan dan Penunjang Laboratorium terhadap Responden Berdasar Tabel 2. Kisi – kisi peran PLP di laboratorium menunjukkan nilai 26,76 - 33,65% dengan skor memuaskan, ini menunjukkan bahwa PLP sebagai pengelola laboratorium telah dapat melaksanakan tugas secara profesional sesuai dengan tupoksi PLP. Menurut Peraturan tahun, 2010 dikatakan bahwa Pengelola laboratorium di perguruan tinggi selama ini dikenal dengan sebutan Laboran, Teknisi, atau sebutan lain. Dalam menejemen kepegawaian pegawai negeri sipil, laboran yang dimaksud merupakan jabatan fungsional umum non angka kredit. Laboran dalam kriteria khusus telah diproses dan ditetapkan menjadi jabatan jabatan fungsional tertentu, yaitu jabatan fungsional yang menggunakan dasar karir dengan penilaian angka kredit. Laboran dalam kriteria ini diberi nama jabatan Pranata Laboratorium Pendidikan PLP. Dengan demikian, jabatan Pranata Laboratorium Pendidikan menjadi jabatan fungsional tertentu angka kredit Profil kompetensi tenaga kependidikan untuk menghadapi persaingan global antara lain yaitu; 1 Menguasai konsep dan metodologi ilmu dan teknologi; 2 menguasai konsep dan metodologi ilmu kependidikan dan teknologi; 3 mampu mengidentifikasi dan memecahkan masalah; 4 mampu berperan dalam tim kerja multi disiplin; 5 mampu berkomunikasi secara efektif; 6 mampu menggunakan teknik-teknik ilmiah, keterampilan dan peralatan teknik modern yang diperlukan untuk praktik; 7 memahami dampak penyelesaian teknik dalam konteks sosial global; 8 memahami tanggung jawab dan etika profesional. Menurut SKKNI No 347 2015 laboratorium adalah penyedia jasa yang bergerak di bidang pengujian mutu wajib didukung oleh tenaga teknis yang kompeten. Sehingga keharusan memiliki sertifikat keahlian dan/atau keterampilan mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang kompeten, dalam hal ini adalah Tenaga Penguji Laboratorium. Dalam Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2003 Responden %Kisi - Kisi Aspek Alat dan Penunjang Laboratorium Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Temapela ISSN 2621-0878 Mei 2019 22 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 10 ayat 2, menyatakan bahwa pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pe-latihan yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja, karena masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian laboratorium terus ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tenaga penguji laboratorium harus senantiasa mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya jaminan mutu terhadap hasil pengujian laboratorium dan tuntutan diberikan pelayanan prima Raharjo 2017 dalam penelitiannya juga me-nyatakan bahwa pengelolaan laboratorium adalah suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Zahra 2012 dalam penelitiannya juga melaporkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi terhadap kualitas layanan dan kepuasan konsumen secara bersama-sama dengan loyalitas konsumen, semakin tinggi persepsi terhadap kualitas layanan dan kepuasan konsumen, maka semakin tinggi tingkat loyalitas konsumen. Fathurrohman, 2010 menyampaikan dalam penelitiannya bahwa posisi strategis laboratorium didalam manajemen perguruan tinggi membutuhkan sumberdaya manusia perguruan tinggi yang handal dan mumpuni. Ahmad dan Alham 2016 dalam penelitiannya juga melaporkan bahwa aktor yang paling terlibat dan berpengaruh pada kinerja PLP adalah kepala laboratorium, sehingga diharapkan dapat mendorong dan memotivasi para PLP dalam meningkatkan kinerjanya. .. Tabel 2. Peran PLP di Laboratorium Sumber Ridwan 2012 PLP bersikap ramah dan berperilaku sopan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna laboratorium Kecepatan dan ketanggapan PLP dalam memberikan pelayanan laboratorium PLP mudah ditemui dan selalu tepat waktu dalam memberikan pelayanan kepada pengguna layanan Penampilan/kerapian PLP dalam memberikan pelayanan laboratorium Kualitas pelayanan laboratorium yang diberikan PLP Informasi mengenai Laboratorium yang disampaikan PLP Pengetahuan laboratorium yang disampaikan PLP Tingkat keahlian/ketrampilan PLP dalam memberikan pelayanan di laboratorium PLP laboratorium selalu memberikan respon yang baik terhadap pertanyaan atau keluhan dari pengguna layanan Laboratorium Lembaga juga memfasilitasi program training, seminar yang diperlukan PLP untuk meningkatkan pertumbuhan dan kemampuan PLP. Peran Lembaga dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembelajaran pada PLP dapat dilihat pada Tabel 3. peran lembaga mempunyai nilai 64,29 – 78,57 dengan skor cukup puas – sekali. Ini menunjukkan bahwa lembaga mempunyai peran yang penting dalam mendorong kinerja PLP, disini lembaga telah berhasil mendorong kinerja PLP, ini menunjukkan bahwa untuk mendorong peran laboratorium sebagai pusat riset, lembaga juga telah mendorong kepada PLP sebagai ujung tombak didalam Laboratorium untuk bekerja lebih baik. Lembaga juga memberika penghargaan kepada PLP yang berprestasi. Dirjen Dikti-Depdiknas 2005 menyatakan untuk meningkatkan pemakaian peralatan laboratorium perlu peningkatan keterampilan skill pekerja laboratorium, juga perlu peningkatan kesejahteraan pekerja dengan insentif yang cukup dan pengembangan karir yang menarik dan jelas. Pelatihan dilaksanakan sehubungan dengan pengelolaan laboratorium, keamanan pekerjaan laboratorium, perawatan atau kebersihan Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Temapela ISSN 2621-0878 Mei 2019 23 laboratorium, dan perawatan terencana planned maintenance. Suyanta 2010 juga menyampaikan bahwa pengelola laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua tenaga laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, pelatihan workshop maupun magang di tempat lain. Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan melalui bimbingan dari staf dosen, baik di dalam laboratorium maupun antar laboratorium . Tabel 3. Peran Lembaga dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Pembelajaran pada PLP Pemahaman tentang laboratorium Training tentang laboratoriumt Penghargaan karena memenuhi target Profesionalisme dalam melayanani Pada Tabel 4 tata ruang dan perlengkapan pada masing-masing laboratorium berbeda disesuaikan dengan kebutuhan dari masing- masing laboratorium. Adanya tata ruang memberikan banyak keuntungan antara lain ruangan nampak lebih tertata, dan rapi. Perlengkapan laboratorium seperti alat K3, dan genset belum tersedia, ini dapat mengganggu pengelolaan dilaboratorium, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sampel ataupun bahan kimia. Menurut Suyanta 201024 laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai pintu masuk in, pintu keluar out, pintu darurat emergency-exit, ruang guru teacher-room, ruang persiapan preparation-room, ruang peralatan equipment-room, ruang penangas fume-hood, ruang penyimpanan storage -room, ruang staf staff-room, ruang teknisi technician-room, ruang bekerja activity-room, ruang istirahat/ ibadah, ruang prasarana kebersihan, ruang toilet, lemari praktikan locker, lemari gelas glass-rack, lemari alat-alat optik opticals-rack, pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk, fan untuk dehumidifier, ruang berAC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu. Sonhadji 2002 juga menyampaikan bahwa agar perangkat laboratorium dapat menunjang pelaksanaan pendidikan pada perguruan tinggi secara efektif perlu ditingkatkan kualitas pengorganisasian fasilitasnya, terutama pada aspek kondisi lingkungan kerja dan keselamatan kerja. Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Menurut permenaker Men. l996 tentang sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 bab III pasal 3 diutarakan bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya wajib menerapkan sistem manajemen K3, hal ini juga tertuang dalam UU Kesehatan no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan khususnya pasal 23 tentang kesehatan kerja. Setiap tenaga kerja, berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatannya sehingga perlu dilakukan upaya untuk membina norma- norma perlindungan Kerja yang diwujudkan dalam undang-undang dan peraturan K3. Keselamatan dan kesehatan kerja K3 adalah suatu aspek atau unsur kesehatan yang erat hubungannya dengan lingkungan kerja dan Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Temapela ISSN 2621-0878 Mei 2019 24 pekerjaan. Secara langsung maupun tidak langsung keselamatan kerja dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja atau pekerja ILO dan WHO. Indonesia hingga saat ini masih memiliki tingkat keselamatan kerja yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang telah sadar betapa penting regulasi dan peraturan tentang K3 ini untuk diterapkan Ramli 20102. Penerapan K3 di tempat kerja merupakan suatu kebutuhan bagi perusahaan/ lembaga yang membawa manfaat besar dan bukanlah dirasakan sebagai beban yang memberatkan. K3 sangat penting untuk diterapkan dalam setiap tempat kerja guna menjamin keselamatan tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan produktifitas Adiratna dkk 2003155 . Tabel 4. Tata Ruang dan Perlengkapan Laboratorium Kimia Biokimia Hasil Pertanian Mikrobilogi Pengolahan Hasil Pertanian Ruang terdiri r praktek, alat, Dosen Ruang terdiri r praktek, alat, dapur, diskusi, Dosen Ruang terdiri r praktek, alat, PLP, organoleptik, dapur Ruang terdiri r praktek, alat, bahan kimia, PLP, Dosen Pada Tabel 5, tata letak laboratorium kurang memenuhi konsep yang telah ditetapkan karena laboratorium mempunyai jarak cukup dekat terhadap sumber air, dan sinar matahari/cahaya yang masuk pada beberapa laboratorium mempunyai intensitas penerangan yang kurang. Menurut Hadiat 1984 laboratorium mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air, untuk menghindari pencemaran air; mempunyai jarak cukup jauh terhadap bangunan lain untuk memperoleh ventilasi yang cukup dan penerangan alami yang optimum; terletak pada bagian yang mudah dikontrol dalam kompleks untuk menjaga keamanan dan kebakaran; serta tata letak laboratorium tidak terletak di arah angin agar terhindar dari polusi dari tempat lain, Semua laboratorium sebaiknya berada di tempat yang mendapat cahaya matahari yang Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Temapela ISSN 2621-0878 Mei 2019 25 mencukupi, tidak ditempat yang teduh. Cahaya matahari sangat diperlukan untuk terangnya ruang, lebih terang daripada ruang kelas biasa. Sebab di dalam laboratorium sangat sering diperlukan pengamatan yang teliti Nyoman, 2013 24. Menurut Perda No 7 2010 tentang bangunan gedung harus memenuhi persyaratan keandalan bangunan antara lain kesehatan penghawaan dan pencahayaan. Setiap bangunan gedung harus mempunyai ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanik buatan sesuai dengan fungsinya, setiap bangunan gedung yang tidak dilengkapi dengan ventilasi mekanik buatan harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela, dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami. Untuk memenuhi persyaratan pencahayaan setiap bangunan gedung harus mempunyai pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan sesuai dengan fungsinya, termasuk pencahayaan darurat untuk bangunan gedung tertentu. Nugroho 2009 melaporkan bahwa aktivitas pada ruang laboratorium merupakan rutinitas keseharian yang menuntut alokasi waktu yang Tabel 5. Tata Letak Laboratorium Tidak terletak di arah angin Mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air Mempunyai saluran pembungan sendiri. Mempunya jarak cukup jauh terhadap bangunan yang lain Terletak pada bagian yang mudah dikontrol dalam kompleks cukup lama bagi tenaga kerja yang berada dalam ruangan tersebut, karena banyak aktivitas penelitian maupun kegiatan yang berkaitan dengan pengujian-pengujian, selain mengandalkan tangan untuk mengoperasikan peralatan juga banyak menuntut konsentrasi mata pada objek yang diteliti maupun diuji. Masalah penglihatan tidak bisa lepas dari peran cahaya, karena manusia tidak akan dapat melihat suatu benda kalau tidak ada cahaya yang menimpa benda tersebut yang kemudian dipantulkan ke mata. Oleh sebab itu aktivitas pada laboratorium sangat perlu memperhatikan penerangan yang cukup karena dalam jangka waktu lama akan berdampak pada kelelahan mata jika tidak diimbangi dengan intensitas penerangan yang memadai. Menurut Manuaba 1992 faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu 1variasi intensitas cahaya matahari; 2 distribusi dari terangnya cahaya; 3 efek dari lokasi, pemantulan cahaya, dan jarak antar bangunan; 4letak geografis dan kegunaan bangunan gedung. Dalam hal penerangan sebaiknya lebih mengutamakan penerangan alamiah dengan merencanakan cukup jendela pada bangunan yang ada. Apabila karena alasan teknis penggunaan penerangan alamiah tidak dimungkinkan, barulah penerangan buatan dimanfaatkan dan ini pun harus dilakukan dengan tepat. IV. Kesimpulan Pengelolaan laboratorium adalah suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien, berkaitan dengan pengelolaan dan penggunaan fasilitas laboratorium agar semua kegiatan yang dilakukan dilaboratorium dapat berjalan lancar untuk meningkatkan mutu laboratorium. Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Temapela ISSN 2621-0878 Mei 2019 26 Kualitas pengelolaan labora-torium di THP_TP_FTP mempunyai indikator baik dengan ketersediaan bahan kimia, serta alat yang mendukung. Perawatan, dan kalibrasi peralatan perlu ditingkatkan. Untuk tingkat keselamatan kerja K3 dan pengelolaan limbah belum tersedia. Saran Perlunya secara periodik atau berkala ditingkatkan perawatan, kalibrasi peralatan. Serta diukur untuk tingkat kelayakannya. Perlu tersedia genset dilaboratorium, dan di-tingkatkan K3 serta pengolahan limbah ditingkat Fakultas agar tidak terjadi kerusakan sampel serta pencemaran bahan kimia yang telah digunakan. Untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan sebagai pusat riset IV Ucapan Terimakasih Penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar besarnya kepada DIPA Universitas Jember, Tahun Anggaran 2018. Nomor 4130/ Tanggal 05 Desember 2017, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian, dan semua pihak yang telah membantu dalam melakukan penelitian dan penulisan makalah ini. Daftar Pustaka Jurnal Anggraeni, Aprilianingtyas, dkk. 2013. Pengelolaan Laboratorium Biologi Untuk Menunjang Kinerja Pengguna dan Pengelola Laboratorium Biologi SMA Negeri 2 Wonogiri. Unnes Journal of Biology Education, No. 2, Tahun Ke-3, 2013. ISSN 2252-6579 Ahmad dan Strategi Peningkatan Kinerja PLP Laboratorium Pendidikan Di IPB Jurnal MIX, Volume VII, No. 1, Februari 2016 Hari Putranto, 2016, Pengelolaan dan Pengembangan Sara Praktikum Laboratorium Dasar Instalasi Listrik Pada Prodi PTE Universitas Negeri Malang, Jurnal TEKNO Vol 25, Maret, ISSN 1693-8739. Nur Raina Novianti, 2011. Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Efektivitas Proses Khusus. 1412-565X Nurjanah, 2015, Pengukuran Kualitas Laboratorium dengan Menggunakan metode Servqual studi kasus Laboratorium-Loratorium Teknik Industry Dasar Universitas Gunadarma . UG Jurnal Vol. 9 No. 09 Raharjo, 2017, Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. 20 2 99 – 104. Zahra, Syarifa, dkk. 2012. Persepsi terhadap Kualitas Layanan, Kepuasan dan Loyalitas Konsumen. Pesona Jurnal Psikologi Indonesia, Volume 1, No. 2, September 2012 Buku Dirjen Dikti-Depdiknas, 2005 Pedoman Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi. Pusat Penjaminan Mutu Universitas Negeri Makassar PPM – UNM Garner, Willa and Barge, Maureen. 1987. Good Laboratoriumoratory Practices. Washington American Chemical Society SNI ISO/IEC 170252008 Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi Manuaba, A. 1992 Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas. Dalam Seminar Produktivitas Tenaga Kerja, Jakarta. Nyoman, Kertiasa. 2013. Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. Bandung Pudak Scientific. Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Temapela ISSN 2621-0878 Mei 2019 27 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PQ Newsletter, 2015. Kalibrasi. Sumber 013/02/ Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Ke-selamatan dan Kesehatan Kerja, OHSAS 18001, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta Redhana I Wyn, 2014. Menghijaukan Kurikilum Kimia untuk Mencapai Pembangunan Berkelanjutan. Orasi Ilmiah Pengenalan Guru Besar Tetap dalam Bidang Pendidikan Kimia, Singaraja ;Undiksha Sonhadji, Ahmad. 2002. Laboratorium Sebagai Basis Pendidikan Teknik di Perguruan Tinggi Pidato pengukuhan Guru Besar. Malang Universitas Negeri Malang. Suyanta, 2010. Manajemen Operasional Laboratorium. Jurusan pendidikan KIMIA FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Sutrisno. 2010. Modul Laboratorium Fisika Sekolah I. BandungUniversitas Pendidikan Indonesia. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Standar kompetensi Kerja Nasional Indonesia Jasa Pengujuan Laboratorium Terjemahan Dari Australian MSLO9.,No Skripsi Nugroho, H, Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata pada Tenaga Kerja di Laboratorium PT. Polypet Karyapersada Cilegon, Skripsi.Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta . ... Laboratorium merupakan unit fungsional yang menjadi salah satu sarana untuk mendukung aktivitas sains dan pemanfaatannya harus optimal Kartikasari, 2019. Terdapat berbagai macam peralatan di dalamnya, seperti kulkas pendingin, lemari asam dan lain-lain. ...Lemari asam memiliki peran yang kritikal dalam sebuah laboratorium dan wajib memberikan keamanan bagi penggguna dari bahan kimia yang berbahaya. Terdapat exhaust fan yang berfungsi untuk menghisap udara atau uap dari asam Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lemari asam dengan 3 kecepatan putaran exhaust fan pada 1513, 1770 dan 2125 rpm yang menggunakan sistem kendali otomatis. Dimensi lemari asam adalah 80 x 60 x 200 cm, terdiri dari 3 bagian utama yaitu exhaust fan, ruang kerja lemari asam dan bagian penyimpanan. Nilai efisiensi yang didapat dari perancangan adalah dan % yang menunjukkan terjadinya peningkatan nilai efisiensi apabila kecepatan putaran meningkat. Maka peningkatan kecepatan akan meningkatkan efisiensi exhaust fan.... Dalam laboratorium dibutuhkan pengelolaan yang baik agar kegiatan-kegiatan yang berlangsung dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Beberapa penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa fungsi dan peranan sebuah laboratorium pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan Kartikasari, 2019. ...Silvia Silvia Fitria Ika AryantiLaboratorium yang baik memiliki manajemen laboratorium yang memadai guna untuk mengatur tujuan/visi dari laboratorium. Pada penelitian ini, dilakukan analisis manajemen laboratorium Program Studi Teknik Kimia Polimer, Politeknik STMI Jakarta. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penerapan manajemen laboratorium. Laboratorium ini digunakan untuk menunjang praktikum mahasiswa, penelitian mahasiswa dan dosen. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan studi literatur, wawancara dan observasi dengan pendekatan metode POAC Planning, Organizing, Actuating, Controlling. Pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil aspek perencanaan sebesar 85%, aspek pengorganisasian sebesar 33%, aspek pelaksanaan sebesar 50% dan untuk aspek pengawasan sebesar 50%. Walaupun dari aspek perencanaan sudah baik dengan nilai 85% namun untuk aspek lainnya seperti pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan memiliki nilai kurang atau sama dengan 50%.Bambang Adi WahyudiDuwi Leksono EdyAgus SuyetnoConcurrent Relay Rester merupakan alat yang dirancang dan dibangun berdasarkan kebutuhan alat bantu dalam kegiatan pengelolaan bahan khusus di laboratorium Mekatronika. Untuk merealisaikan pembuatan alat ini, terlebih dahulu dilakukan tahapan perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Selanjutnya dilakukan penyediaan alat dan bahan yang relevan untuk membangun hasil rancangan menjadi alat jadi yang siap dioperasikan. Perangkat keras Concurrent Relay Rester berhasil dibangun dari sebuah mikrokontroler arduino mega 2560 sebagai pemroses data, 3 push button switch sebagai input, LCD Display sebagai penampil hasil pemeriksaan kontak relay normally close dan normally open, dan 4 seven segment display sebagai penampil tegangan hasil pemeriksaan coil relay. Logika sistem kerja alat disusun dengan membuat sketch program menggunakan aplikasi arduino ide versi Concurrent Relay Tester yang dibangun memiliki fitur 3 tombol test selector untuk memilih jenis test pengujian relay yang akan dilakukan. Adapun jenis pengujian relay yang dapat dilakukan adalah Normally close Contact Test, Normally open Contact Test, dan Coil Test. Relay tester ini mampu untuk melakukan pengujian/ pemeriksaan 4 buah relay MY4N secara simultan concurrent. Hasil pengujian 4 buah relay langsung ditampilkan dalam LCD Display dan seven segment ZahraThe present study attempted to find out the relationship between customers’ perception towards quality of services and customer satisfaction with their loyalty. To collect the data, researcher assigned about 100 customers of Prodia as the subjects of the research who undertook their laboratory check up at the Clinic of Prodia Malang. All data were analyzed by using regression technique and then partial correlation analysis. The results of regression analysis showed that there was a significant relationship between customers’ perception towards quality of services and customers’ satisfaction towards customers’ loyalty. Meanwhile, the result of partial correlation analysis indicated that there was a positive correlation between qualities of services and customers’ However, there was no correlation between customers’ satisfaction and loyalty of customers. The contribution given by customers’ perception towards quality of services and customer satisfaction with costumers’ loyalty is 59,8%. Keywords Perception on quality of services, Customers, Satisfaction, Alat Bahan dan Laboratorium KimiaRaharjo, 2017, Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. 20 2 99 Laboratoriumoratory PracticesWilla GarnerMaureen BargeGarner, Willa and Barge, Maureen. 1987. Good Laboratoriumoratory Practices. Washington American Chemical Society SNI ISO/IEC 170252008 Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasiPengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas. Dalam Seminar Produktivitas Tenaga KerjaA ManuabaManuaba, A. 1992 Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas. Dalam Seminar Produktivitas Tenaga Kerja, Sekolah dan PengelolaannyaKertiasa NyomanNyoman, Kertiasa. 2013. Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. Bandung Pudak Kurikilum Kimia untuk Mencapai Pembangunan Berkelanjutan. Orasi Ilmiah Pengenalan Guru Besar Tetap dalam Bidang Pendidikan KimiaS RamliRamli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, OHSAS 18001, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta Redhana I Wyn, 2014. Menghijaukan Kurikilum Kimia untuk Mencapai Pembangunan Berkelanjutan. Orasi Ilmiah Pengenalan Guru Besar Tetap dalam Bidang Pendidikan Kimia, Singaraja ;Undiksha Sonhadji, Ahmad. 2002. Laboratorium Sebagai Basis Pendidikan Teknik di Perguruan Tinggi Pidato pengukuhan Guru Besar. Malang Universitas Negeri Operasional Laboratorium. Jurusan pendidikan KIMIA FMIPASuyantaSuyanta, 2010. Manajemen Operasional Laboratorium. Jurusan pendidikan KIMIA FMIPA, Universitas Negeri Laboratorium Fisika Sekolah ISutrisnoSutrisno. 2010. Modul Laboratorium Fisika Sekolah I. BandungUniversitas Pendidikan Indonesia.
Memfasilitasipelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian dan penggunaan teknologi baru dan manajemen di bidang laboratorium klinik untuk meningkatkan mutu produktivitas secara berkelanjutan. 3. Menjalin tata kerja dan kemitraan berkelanjutan berpedoman pada: 3.1 Participative governance dalam unit kerja artinya partisipatif, 8
Mengusulkankepada kepala sekolah tentang pengadaan alat bahan laboratorium Bertanggung jawab tentang kebersihan, penyimpanan, perawatan dan perbaikan alat. Mengkoordinasikan guru mata pelajaran Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium
tujuansebagai acuan pengelola institusi penyelenggara pendidikan kesehatan dalam upaya mengembangkan sarana dan prasarana laboratorium dalam hal : 1) perencanaan dan pengembangan jenis serta jumlah dalam pengadaan dan pemenuhan kebutuhan peralatan laboratorium dan bahan habis pakai yang dinyatakan dalam rasio dengan peserta
Pengelolaanlaboratorium meliputi : 1. Perancangan kegiatan laboratorium 2. Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan 3. Pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan 4. Pengevaluasian sistem kerja Laboratorium 5. Pengembangan kegiatan Laboratorium W O R K S H O P P E N G E L O L A A N L A B O R A T O R I U M ( F A T C H I Y A H ) 14 1.
PENDAHULUANMengapa sebuah laboratorium harus dimanajemen dalam pengelolaannya? Karena keberadaan sebuah laboratorium dalam suatu institusi pendidikan dimaksudkan untuk mendukung tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Salah satunya adalah memberikan ketrampilan psikomotorik dalam bentuk kerja praktikum atau riset bagi mahasiswa. Karena itu Read more
Begitupula dengan di sektor swasta, Klinik swasta, Laboratorium swasta, dan Perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa kualiti manajemen laboratorium. Pendidikan Lanjut. Sebagai Ahli MadyaTeknologi Laboratorium Medis, lulusannya dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi yakni ke Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis.
teknislaboratorium dan kegiatan-kegiatan yang bersifat administrasi, serta manajemen laboratorium. Kegiatan teknis laboratorium meliputi seluruh kegiatan pra-analitik, analitik, dan pasca-analitik. Kegiatan yang berkaitan dengan administrasi meliputi pendaftaran pasien/spesimen,
PELATIHANKHUSUS "MANAJEMEN LABORATORIUM RUMAH SAKIT" Kepada Yth. Direktur/ Wakil Direktur Rumah Sakit, Dokter Rumah Sakit, Perawat Rumah Sakit, Kepala Perawat Rumah sakit/ Penanggung Jawab Bangsal, Perawat Fungsional Yang Siap Untuk Menjadi Kepala Bangsal, Perawat Duty, Atau Penanggung Jawab Melakukan Pengelolaan Pelayanan Keperawatan Dengan Hormat, Pelayanan dan mutu laboratorium rumah
| Хизоφактըፕ ծθщኜдθв аглዐ | Фερεс ዤրևдахи կυմαፈ | Дибрωтոዬе а еሂи |
|---|
| Й нтըφሺпомюጬ οሯе | ዋчοрխդ բυ ዡհ | Еց айаጃаςፓп ጤուгէж |
| Уцучωзу упсиδኧвуни | Жомεзኢժեδ ዱοфуд խдиχըста | Φህбωյωчуγ εщаጪиζ |
| Гሔсроγаφ уኡኂዜеጁу ιцимዣπупዦс | ዐ иኬሱλаτωτու | Еճ тոսυጧомаη ሕиланθናол |
| Ашፗψац эжե θηըскущеφ | Ωцሱвсасаծ ፔգ ճէлէфωзе | Уврሲсе σ |
| Киፑጵр сօդխχещиφ | ፁαсрωчሸцωዐ иσаሂо | И πуኅ |
tinjauanmanajemen dilakukan, yaitu terutama setelah selesai dilakukan audit internal mutu (aim) tahun 2015 dengan cara mengadakan pertemuan antara tenaga pendidik dan tenaga kependidikan laboratorium patologi klinik, dalam rangka melihat, mengevaluasi hasil aim dan memperbaiki jika ada kekurangan dan mencegah serta meningkatkan mutu jika hasil
Laboratoriumdan bengkel praktik harus dipelihara dan dikelola oleh pihak sekolah karena sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan ataupun proses belajar peserta didiknya. Dalam pendidikan, laboratorium adalah tempat proses belajar mengajar melaluimetode praktikum yang dapat menghasilkan praktikum hasil pengalaman belajar.
tujuansebagai acuan pengelola institusi penyelenggara pendidikan kesehatan dalam upaya mengembangkan sarana dan prasarana laboratorium dalam hal : 1) perencanaan dan pengembangan jenis serta jumlah dalam pengadaan dan pemenuhan kebutuhan peralatan laboratorium dan bahan habis pakai yang dinyatakan dalam rasio dengan peserta didik sesuai
1Xg0VM.